Jumat, 15 April 2011

a deperate lil' girl that hiding her sorrow behind her laugh

-yeah, that's me-

firstable, saya akan menulis tentang hal hal negatif di postingan kali ini. hal-hal musabab kenapa saya menjadi sering muram dan uring-uringan beberapa minggu terakhir. bila kamu pikir hal ini menarik dan memutuskan untuk membacanya, go ahead. bila kamu pikir saya adalah seorang perempuan labil yang mencari perhatian dengan menceritakan masalah-masalahnya di blog, hey it's my blog :) silahkan arahkan mouse kamu ke tanda X di pojok kanan atas halaman dan klik tanda itu. saya tidak akan marah, kecewa, atau sedih karena basically menulis disini sama halnya dengan curhat ke diri saya sendiri.. :)

so,
here it is..

okey, i HATE my brother. i mean it for real. saya bahkan nggak mau lagi mengakuinya sebagai abang saya sendiri. why? ada begitu banyak alasan yang bikin saya bisa berpikiran seperti ini. mulai dari saya masih kecil, sampe saya sudah masuk usia legal untuk menikah (which is now, i'm 21 by the way..and no, i'm not ready yet for marriage..). dia selalu punya tingkah polah yang ajaib dan tidak, i mean sangat tidak menyenangkan. ya, itu semua masih termaafkan (tapi tidak terlupakan) sampai puncaknya saat ini.
kali ini apa yang dia lakukan benar-benar diluar batas kesabaran saya dan pada akhirnya saya menutup pintu hati saya untuk dia. pada akhirnya saya memberikan maaf kepadanya, itupun setelah mama menangis karena tidak ingin anak-anaknya berselisih paham.
MAAF. gampang banget diucapkannya tapi susah banget untuk benar-benar menerapkannya dalam kenyataan. saya bilang saya memaafkan abang saya. nggak lebih hanya agar mama berhenti menangis dan lebih tenang (untuk saat itu). tapi kalau ditanya sekarang perasaan saya bagaimana, saya cuma bisa jawab : 
"hancur..lebih hancur daripada patah hati atau saat lihat papah meninggal"

saya menguatkan diri karena saya nggak bisa terang-terangan terlihat hancur dan frustasi didepan mama yang lebih membutuhkan dukungan secara moril dari saya, atau di depan kakak kesayangan saya yang saat ini sedang mengandung anak pertamanya. nggak, saya nggak bisa terlihat lemah di depan mereka. saya harus pake topeng dan berkata "semua pasti baik-baik saja kok, Tuhan nggak akan ngasih keluarga kita masalah yang nggak bisa kita tanggung.." ya, topeng yang sempurna. but, deep down inside..i'm dyin'..sooo fuckin' dyin' and that's why saya sempet mikirin tentang bunuh diri awalnya. apa yang saya lakukan setelah pake topeng itu dan berkata hal-hal yang menenangkan ke mama dan kakak saya? biasanya saya langsung menangis di dalam hati. saya mulai ngerasa nyesek dan kembali ke kebiasaan buruk. memukul-mukul tembok atau mengepalkan tangan saya sampai kuku-kuku jari saya menancap dalam ke telapak tangan. memar. sakit. tapi minimal itu memberikan saya sedikit kelegaan. walaupun saya dengan penuh dendamnya berkata akan membalas rasa sakit hati ini dengan memukuli abang saya pada akhirnya mungkin saya nggak akan pernah bisa melakukan itu. satu satunya orang yang bisa saya sakiti adalah diri saya sendiri. saya sendiri.

saya sadar saya adalah mahasiswi aktif yang major fieldnya adalah psikologi. tapi, hey..bahkan seorang dokter paling hebat sekalipun belum tentu bisa menyembuhkan dirinya sendiri kan? apalagi saya? saya yang baru semester delapan dan IPK masih jauh dibawah harapan ini.. *exhale*
besok..
hmm, no.. i mean hari ini sekitar pukul 16.00 sore saya akan memulai sesi terapeutik saya. saya benar-benar berharap. amat sangat berharap semoga proses terapi ini dapat berhasil dan saya bisa mendapatkan lagi sosok saya yang dulu, evenmore sosok saya yang lebih baik lagi :')


-cheerio-
ps : if u read this (siapapun kamu) saya mau ngucapin makasih. karena dengan membaca ini secara nggak langsung kamu udah denger saya curhat (sampe nangis, padahal saya udah janji nggak mau nangis karena masalah ini). terimakasih ya..saya sayang kamu :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar