Senin, 02 Mei 2011

Media Massa Huru Hara

-lagi nggak mood bikin quote-

nah nah..
sudah bulan May aja nih. tanggal 1 kemaren ada Labour Day (Hari Buruh) . di Jakarta rame buruh buruh pada demo. miris ya mengingat demonstrasi di negara ini mau seheboh apa juga nggak bakalan dapet tindak lanjut, dan kalaupun ditindak lanjutin pastinya sangat super slow sekali beybeh... cuih!
ok ok, tadinya sih saya pengen ngepost tentang acara jalan-jalan ke kebon binatang Gembira Loka dengan kawan-kawan saya beberapa minggu yang lalu (telaaatt banget.. -__-" ) tapi saya males. sedang nggak ada mood untuk sekedar membuat cerita yang dangkal seperti itu. (silahkan toyor kepala saya) *nyodorin kepala*

nah..
kenapa dengan judul post kali ini? iya seperti biasa ini adalah topik diskusi saya dengan teman-teman di kampus siang tadi. sekarang kan lagi gencar gencarnya tuh berita tentang Hama Ulat Bulu, NII, Osama Bin Laden tewas, Anang nembak Ashanti (eh tadinya saya mo nulis Syahrini, tapi nyadar kalo salah, terus mencoba mengingat-ingat siapa nama pacarnya Anang sekarang, dan end up dengan googling).
however,
saya sebagai konsumen dari media media massa baik cetak maupun elektronik seringkali terbawa bawa kehebohan yang dibawakan oleh mereka (media massa.red).
contoh:
media massa : "saat ini, hama ulat bulu telah merambah ke wilayah sleman, yogyakarta..."
reaksi saya : *garuk garuk berasa gatel* padahal baru nonton beritanya di tipi.
media massa : "ternyata NII banyak merekrut mahasiswa di salah satu universitas swasta terkenal di Yogya.."
reaksi saya : *ngepost di fesbuk link berita tersebut*

media massa : "Osama Bin Laden dipastikan tewas..."
reaksi saya : *bengong nggak ngerti tentang dunia terorisme internasional*

media massa : "Anang nembak Ashanti di acara tipi..."
reaksi saya : "ASHANTI!! ARE YOU BLIND?!"

ya, terlihat sekali betapa intelektualnya saya.hmm.. *senyum bangga*

intinya apa sih?
pernah dong nonton acara Silet yang sekarang udah nggak tayang karena diboikot beberapa waktu silam? yak, cukup satu kata buat mendeskripsikannya = LEBAY. 
kalo boleh tiga kata = LEBAY TO THE MAX. (itu empat kata ternyata).
saya jadi merenung sendiri sehabis bercengkrama sama temen-temen tadi siang. "mungkin saya sudah membiarkan logika saya dijejelin oleh berita berita dari media. mungkin saya secara tidak sadar sudah percaya sepenuhnya sama apa yang diberitakan selama ini. mungkin Ashanti sebenarnya terpaksa menerima Anang karena terlanjur berbadan dua. hah?"

iya itu lah.
jaman sekarang berita dengan caption yang lebay-lah yang dicari orang. alhasil kita ikutan lebay.
jadi inget jaman Merapi meletus dulu, di tipi swasta ngeliputnya nggak umum deh bikin keluarga saya pada nangis kejer ketakutan. mama saya sibuk nelponin nyuruh ngungsi, tante saya, kakak saya, sampe temen temen saya juga ikutan panik ketakutan (padahal mereka di kalimantan). maklum lah melihat bahwa yang ditampilin di tipi keadaan Jogja PARAH BANGET dan kayak kota mati gitu. kenyataannya saya di Jogja adem ayem nyantai aja. makan masih bisa sehari dua kali, mandi juga sesekali kalo inget, hengot juga masih bisa ke mol. plis deh.
itulah mengapa sekarang saya jadi mikir..
mungkin nggak ya selama ini tindakan dan reaksi kita sebenarnya sudah dipengaruhi oleh pihak media massa (yang bisa jadi dikendalikan oleh beberapa orang demi kepentingan pribadi). kayaknya issue ini dari jaman pak Soeharto masih menjabat juga sudah marak. (inget dong pada masa orde baru media massa dikendalikan penuh oleh pemerintahan? :)

tuh kan..
selalu saja ada udang dibalik batu. kapan ada emas dibalik batu nya?

pesan bijak dari saya yang mengutip T2
"plis deh jangan lebay"

sekian.
-cheerio-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar