Selasa, 22 Juni 2010

BAPAK.

- sebenernya seorang anak yang tidak pernah mengetahui siapa ayahnya sedari kecil adalah lebih beruntung karena tidak akan pernah merasa kehilangan sosok itu -

hai!
saya Listia Janwari Singarimbun Perangin-angin, or let's just call me Tia for short.. :)
kali ini saya berusaha mengingat-ingat lagi semua hal tentang ayah saya dan menuliskannya disini untuk dibagikan ke siapa saja. saya berumur 20 tahun sekarang. 5 tahun yang lalu, ketika saya duduk di kelas sebelas SMA adalah tahun yang akan selalu saya ingat karena di tahun itu tepatnya pada tanggal 5 September 2005 ayah saya pindah tempat tinggal alias move on to heaven :)
saya tidak dapat menerima kenyataan pada waktu itu (atau mungkin sampai sekarang) karena :
- saya masih butuh ayah (siapa yang tidak?)
- saya belum sempat berumur 17 tahun ketika ditinggal oleh beliau
- tidak akan ada lagi susu segar setiap sore yang beliau bawa khusus untuk bungsunya ini
- saat saya lulus kuliah nanti, tidak akan ada beliau yang memeluk saya dengan bangga
- tidak ada yang akan marah ketika saya terlambat pulang sekolah
- saya tidak dapat lagi duduk di pangkuannya saat beliau sedang asyik menonton televisi (atau nyetel lagu-lagu hits karo)
- saya tidak bisa lagi pergi mengadu ke beliau ketika cekcok dengan mamah
- tidak ada lagi 'sneaking out' dengannya untuk mencari makan malam hanya berdua
- tidak akan bisa lagi melihat beliau berjoget heboh dengan perut buncitnya
- tidak akan pernah lagi mendengar suara lantangnya saat memanggil saya atau siapapun di rumah
- saya harus pergi-pulang sekolah dan kursus sendirian
- beliau satu-satunya pria yang tidak pernah membuat saya menunggu dan karena ia telah tiada saya harus berhadapan dengan kata "menunggu" lebih banyak
- tidak ada lagi uanj jajan ekstra dengan bisikan "jangan bilang mamah ya.."
- etc.
terlalu banyak hal yang membuat saya tidak bisa menerima kenyataan pada saat itu..

tapi dengan peristiwa itu saya belajar untuk menjadi kuat dan menjadi mampu, semampu mereka yang masih memiliki ayah. ketika saya beranjak kuliah, seorang diri saya ke Yogyakarta dimana tak seorang pun saudara saya tinggal disini. kecuali kakak sepupu saya yang juga kuliah di kota ini. saya mengurus surat-surat untuk mendaftar kuliah sendirian dan ini sangat menyebalkan. setelah itu saya juga harus mencari kos sendiri (thx GOD ada mas Andi yang waktu itu ikhlas saya gangguin), lalu ngurus-ngurus administrasi ke fakultas Psikologi, belanja peralatan rumah tangga buat di kos, dll.
sampai hampir 4 tahun saya disini dan belum pernah ada anggota keluarga saya yang datang menjenguk. it's okay. i'm a tough girl.

and when i said "i'am a tough girl", it's actually means : 

- i am lonesome without him. i am empty. i am powerless -

bersyukurlah disini saya dapat teramat banyak teman dan saya anggap mereka saudara-saudara saya. selain itu thx GOD saya bisa dipertemukan dengan Senni Umbaran :) he's the one who can gimme' hugs when i need it and he fulled me :)

dan orang-orang ini (disadari atau tidak) cukup berjasa di hidup saya dan membuat saya lebih kuat saat saya sangat merindukan ayah saya dan kembali menyalahkan kenyataan :  

- Ratna Juwita Sembiring (mamah) *most powerful woman in my whole life*

- Lucia Julisa P S (kakak) *most powerful woman in my whole life setelah mamah. i love you more than u know kak cie*

- Gerraldo Aditya S (ponakan) *memeluk kamu seperti memeluk dia :)*

- kakak Dombat dan seluruh keluarganya *makasi kakak, aceng, gebi, bibi tengah, kila :) kalian keluarga keduaku*

- my viva forever friends (Ranie, Bogel, Memey, Ika, Dika, Dea, dan Lajhe) *missya guys..seriously*

- my college friends (Uline, Eva, Manda-ndule, Wandan, Dino, Indra) *berbagi dengan kalian benar-benar melegakan :) thx guys!*

- Senni Umbaran (pacar beberapa tahun belakangan) *nuhun pisan buat pelukan-pelukannya yang menenangkan :)*

- dinding kamar kos (sarana pelampiasan emosi dan dorongan kreatifitas selama ini) *haha! maap ya saya coret-coret kamunya*


-cheers-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar