Minggu, 20 November 2011

Manusia

-Flowers are restful to look at. They have neither emotions nor conflicts-
(Sigmund Freud)

"Mereka bilang manusia itu makhluk diatas segala makhluk. Paling mulia, bermartabat, berpendidikan, cerdas, dan kompleks. Mereka juga yang bilang manusia itu makhluk sosial, saling membutuhkan, memiliki kemampuan untuk bersimpati dan empati."
 
Kalimat ini sudah dijejalkan kedalam memori saya sedari kecil, melalui orang tua, guru guru di sekolah, sampai pemuka agama di gereja. Ketika itu saya, si gadis cilik masih polos, tidak skeptis dan membuka diri seluas luasnya atas pengetahuan baru. Saya mengaminkan kalimat tersebut.
 
21 tahun usia kehidupan amat sangat cukup untuk membongkar paksa makna harafiah yang sebenarnya dari kalimat tersebut. Ketika sudah banyak merasakan kepahitan, terlalu banyak pengkhianatan, kemunafikan berserakan disana sini, serta cacian yang sudah seperti sarapan pagi setiap harinya.
 
Pada akhirnya saya mencoba mencari arti sesungguhnya kalimat tersebut. Berbekal ke-skeptis-an yang saya miliki, ada beberapa poin yang saya petik:
 
 1. Manusia makhluk diatas segala makhluk.
Dari pelajaran agama yang saya dapatkan sejak dulu saya percaya bahwa manusia dibuat berdasarkan gambaran Allah. artinya manusia memiliki raga yang serupa dengan perwujudan Allah. Rupa rupanya manusia mengimani dan mengamini hal ini dengan sangat antusias dan sepenuh hati. Manusia bertingkah seperti dewa, tuhan, atau apapun itu yang berkuasa. Manusia menempatkan dirinya seakan akan penguasa alam semesta. Manusia memperlakukan alam bukan lagi sebagai kawan melainkan sebagai budak.
2. Manusia makhluk sosial.
Tidak ada yang salah dari kalimat ini. Manusia memang makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia butuh manusia-manusia lain untuk menyanjungnya, memuji muji dan mengagungkannya.

3. Manusia makhluk yang cerdas.
Terlalu cerdas dan terlalu imajinatif yang pada akhirnya malahan menjadi ambisius. for real example : Adolf Hitler.

Saya sudah hampir habis kesabaran menghadapi manusia manusia lain di setiap harinya didalam kehidupan saya. Saya muak dengan banyaknya kemunafikan yang ada. Saya terlalu lelah untuk berurusan dengan drama setiap harinya. Saya lemas karena merenungi hal hal ini di subuh hari untuk mendapati bahwa pada akhirnya saya adalah manusia yang sarat akan hal hal yang saya tulis disini. :(
 


1 komentar:

  1. kunjungan gan .,.
    Menjaga kepercayaan orang lain lebih penting daripada membangunnya.,.
    di tunggu kunjungan balik.na gan.,.

    BalasHapus